KOTAGEDE – Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) menciptakan inovasi baru berupa alat optimasi untuk mesin pembakar sampah atau insinerator. Inovasi ini dikembangkan oleh Abrar Radhitya Widyatmoko, Alvin Dhavi Juliano, Amin Sulaiman, dan Muhammad Syahdan Sigit Maulana, yang berasal program studi Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Industri, dan Teknik Kimia UII. Mereka tergabung dalam KKN UII Periode 70 Tematik Layanan Lansia Terintegrasi Kelurahan Purbayan, Kotagede.

Abrar menjelaskan bahwa ide pengembangan alat ini muncul setelah mereka menemukan bahwa hampir semua mesin insinerator masih memiliki kendala dalam menangani residu asap pembakaran. Asap yang tidak terkontrol dapat mengganggu kenyamanan masyarakat serta berpotensi membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, mereka merancang cerobong tambahan yang dilengkapi sistem filtrasi guna mengurangi emisi berbahaya dari pembakaran sampah.

Alat ini memiliki konsep kerja yang sederhana namun efektif. Cerobong tambahan dirancang dengan arah belokan ke bawah, di mana pada bagian ujungnya terdapat dua filter karbon aktif yang berfungsi untuk menyaring asap. Prosesnya dimulai dengan asap dari pembakaran sampah yang masuk ke dalam cerobong, lalu melewati sistem filtrasi udara yang mengandung filter karbon aktif. Filter ini mampu menangkap zat berbahaya seperti dioksin, hidrogen sulfida, hidrogen klorida, amoniak, dan merkaptan dengan tingkat efisiensi hingga 99%. Setelah melalui proses penyaringan, udara yang lebih bersih dilepaskan kembali ke lingkungan.

Selain memberikan manfaat lingkungan, inovasi ini juga menjawab persoalan sosial dalam pengelolaan sampah. Sesuai peraturan pemerintah, sampah harus dikelola secara komunal dan tidak boleh lagi dibuang secara individu. Hal ini menimbulkan kendala biaya bagi masyarakat karena harus membayar jasa penggerobak sampah. Dengan adanya insinerator yang lebih ramah lingkungan, masyarakat dapat mengelola sampah secara mandiri dengan dampak pencemaran yang lebih rendah.

Pembuatan alat optimasi ini menggunakan bahan plat besi dengan estimasi biaya produksi sekitar Rp 700.000 per unit. Tim mahasiswa berharap alat ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam menangani pencemaran udara akibat pembakaran sampah. “Kami berharap alat ini bisa memberikan manfaat dan membantu masyarakat dalam mengelola sampah dengan lebih aman serta efisien,” kata Abrar.

Alat filtrasi ini diserahkan pada akhir pelaksanaan KKN UII Periode 70 Tematik LLT, tepatnya pada Kamis, 27 Februari 2025. Penyerahan dilakukan kepada Bapak Siswanto selaku Ketua Kampung Purbaya dan Pak Arif selaku Ketua RW 14 di TPS Kampung Purbayan. Warga setempat menyambut baik inovasi ini dan berharap mahasiswa KKN UII terus memberikan kontribusi nyata dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.

(Widodo HP)

Rektor UII meninjau stand Inovasi Alat Optimasi Mesin Pembakaran Sampah di Ekspo KKN UII Periode 70 Tematik LLT di Purbayan (Foto: Widodo)

UII Luncurkan Sekolah Lansia Pertama Berbasis Perguruan Tinggi di Indonesia

KOTAGEDE, (Yogyakarta).  Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi meluncurkan Sekolah Lansia berbasis perguruan tinggi pertama di Indonesia. Peluncuran ini berlangsung di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Bumen RW 06, Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta, Rabu (26/2/2025).

Sekolah Lansia ini hadir sebagai solusi bagi lebih dari 1.000 lansia yang tinggal di Kelurahan Purbayan, termasuk 58 lansia yang memerlukan pendampingan rutin untuk perawatan jangka panjang. Peluncuran simbolik dilakukan dengan pengalungan samir kepada dua siswa lansia oleh Rektor UII, Fathul Wahid, dan Kepala BKKBN DIY, Muhammad Iqbal Apriansyah, SH, MPH.

UII Menjadi Pionir Sekolah Lansia Berbasis Perguruan Tinggi

Dalam sambutannya, Rektor UII, Fathul Wahid, menegaskan bahwa keberadaan sekolah lansia ini merupakan bagian dari upaya perguruan tinggi dalam memahami potensi dan permasalahan sosial di masyarakat.

“Lansia ingin tetap mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Jika ada ekosistem yang mendukung, maka semua orang dapat menua dengan nyaman karena merasa ada yang peduli,” ujar Fathul.

Fathul juga menekankan bahwa kebutuhan lansia akan interaksi sosial sangat penting. Ia berbagi pengalaman pribadinya saat masih tinggal di Bandung, di mana ia sering mengunjungi ibu kos hanya untuk mengobrol. “Saya tidak membawa oleh-oleh, tetapi saat pulang malah disangoni dan diberi kue. Lansia butuh teman ngobrol,” tambahnya.

Dukungan BKKBN dan Harapan Nasionalisasi Sekolah Lansia

Sementara itu, Kepala BKKBN DIY, Muhammad Iqbal Apriansyah, menjelaskan bahwa Sekolah Lansia Maharani ini menjadi sekolah lansia berbasis perguruan tinggi pertama di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi contoh yang diterapkan secara nasional.

“Di DIY sudah ada 16 Sekolah Lansia berbasis APBN, APBD, dan komunitas. Namun, yang berbasis perguruan tinggi baru kali ini hadir di Kalurahan Purbayan. Kami akan mengampanyekan agar konsep ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia,” kata Iqbal.

Iqbal menjelaskan bahwa Sekolah Lansia memiliki kurikulum yang terdiri dari 12 materi, yang akan diajarkan dalam 12 pertemuan. Umumnya, pertemuan diadakan sekali dalam sebulan. Dengan mengikuti sekolah ini, lansia mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, yang mana di rumah mereka sering kali merasa kesepian karena anak dan cucunya memiliki kesibukan masing-masing.

“Berdasarkan pengalaman dari beberapa Sekolah Lansia, kondisi siswanya mengalami perubahan yang sangat positif. Mereka menjadi lebih ceria, lebih banyak berbicara, dan lebih terbuka. Bahkan secara fisik, mereka mulai aktif bergerak, karena dalam kurikulum terdapat materi olahraga seperti senam lansia,” jelas Iqbal.

Expo KKN Tematik dan Peran Mahasiswa UII dalam Pemberdayaan Lansia

Peluncuran Sekolah Lansia Maharani ini juga bertepatan dengan Expo KKN Tematik Pendampingan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT). Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UII dalam rangka Milad ke-82 universitas tersebut.

Fathul menjelaskan bahwa KKN Tematik UII telah menjangkau lebih dari 100 desa di enam hingga tujuh kabupaten di Jawa Tengah dan DIY. Dalam program ini, mahasiswa tidak hanya mengajar tetapi juga mengidentifikasi potensi dan masalah di setiap desa untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

“Kami selalu melihat desa sebagai mitra, bukan sebagai objek binaan. Kami ingin berkembang bersama masyarakat, dengan memahami potensi dan tantangan yang ada di desa tersebut,” ujar Fathul.

Harapan untuk Masa Depan Sekolah Lansia

Peluncuran Sekolah Lansia Maharani menjadi langkah awal bagi UII dalam membangun ekosistem yang ramah lansia. Dengan adanya dukungan dari perguruan tinggi dan pemerintah, diharapkan program ini dapat diperluas ke daerah lain di Indonesia.

“Kami berharap sekolah ini bisa menjadi model bagi daerah lain. Karena kita semua akan menjadi lansia suatu hari nanti, penting bagi kita untuk menyiapkan lingkungan yang peduli dan mendukung,” pungkas Fathul.

Dengan adanya Sekolah Lansia Maharani, diharapkan para lansia di Purbayan dan sekitarnya mendapatkan ruang untuk belajar, berbagi pengalaman, serta meningkatkan kualitas hidup mereka di usia senja.

(Widodo)

Foto:

Pengalungan samir dan tanda siswa Sekolah Lansia oleh Rektor UII kepada 2 orang perwakilan siswa Sekolah Lansia Maharani usia pemukulan gong (Foto: Widodo)

Yogyakarta, 30 Oktober 2024 – Universitas Islam Indonesia (UII) berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas publikasi ilmiah melalui penerapan standar pengelolaan jurnal yang tepat. Dalam rangka mendukung pengelolaan jurnal yang lebih baik, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII menggelar workshop bertajuk “Workshop Pengelolaan Jurnal bagi Pengelola Jurnal di UII”, Rabu, 30 Oktober 2024, di Ruang Sidang Datar Gedung Prof. Dr. Sardjito, UII

Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D selaku direktur DPPM UII dalam sambutannya berharap agar melalui workshop tersebut peserta memperoleh pemahaman dan keterampilan yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal sesuai dengan standar akreditasi nasional dan internasional, dapat membantu pengelola jurnal dalam hal menjaga mutu konten ilmiah, aspek manajemen, keamanan data, pengelolaan editorial serta keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam pengelolaan publikasi ilmiah.

Dalam workshop ini, peserta mendapatkan materi terkait manajemen pengelolaan jurnal ilmiah, keterampilan teknis dalam pengelolaan editorial, dan metode untuk menyusun strategi peningkatan kualitas jurnal yang disampaikan oleh Ketua Tim Rumah Jurnal UII, Yuli Andriansyah, S.E., M.S.I., dan juga materi terkait manajemen keamanan data yang disampaikan oleh Ari Sujarwo, S.Kom., M.I.T. (Hons), Kepala Bidang Operasi Badan Sistem Informasi UII.

Dalam paparannya, Yuli Andriansyah juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai peran kunci, mulai dari Editor-in-Chief hingga Language Editor. Beberapa jurnal UII juga berlangganan alat khusus seperti Scopus dan ChatGPT untuk mendukung kinerja editorial. Hal ini mencerminkan komitmen UII dalam menghasilkan publikasi berkualitas.

Sementara untuk mendapatkan indeks Scopus, menurut Yuli Andriansyah jurnal harus memenuhi beberapa kriteria, termasuk konten peer-reviewed, penerbitan rutin, dan kehadiran pernyataan etika publikasi. Ciri khas lain adalah judul dan abstrak artikel harus disajikan dalam bahasa Inggris. Jurnal Millah: Journal of Religious Studies merupakan contoh yang telah memenuhi kriteria tersebut. Dengan penerapan proses peer-review ketat dan dukungan platform Open Journal Systems (OJS), Millah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas publikasi akademik.

Sedangkan Ari Sujarwo banyak menjelaskan tentang layanan jurnal khusus melalui journal.uii.ac.id, penggunaan mesin web Open Journal System (OJS) versi 3,  standar keamanan informasi Cyber Security Maturity (CSM) dari BSSN dan juga mesin firewall UII dan WAF dari CloudFlare. Ari juga menyampaikan 3 unsur utama dalam manajemen keamanan informasi junral , yakni confidentiality dimana informasi hanya boleh dibaca oleh pihak-pihak berkepentingan (author, reviewer, editor), integrity yang menekankan validitas sumber data dan atau informasi, serta availability yang berkait erat dengan kemudahan dalam mengakses makalah/jurnal dan website.

Pada akhirnya standarisasi pengelolaan jurnal ini tidak hanya mendekatkan UII pada indeks Scopus, tetapi juga mendukung pengakuan internasional terhadap kontribusi akademiknya.

DPPM UII menargetkan setelah mengikuti workshop, pengelola jurnal diharapkan dapat memahami standar pengelolaan jurnal ilmiah, menerapkan manajemen keamanan data, menyusun strategi kualitas yang terarah, dan mampu mengidentifikasi serta menyelesaikan kendala operasional dalam pengelolaan jurnal.

Dengan inisiatif ini, UII berharap dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi jurnal-jurnal yang dikelola di lingkungan kampus, sehingga dapat berkontribusi lebih besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia (WHP).

KALIURANG (DPPM UII). Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengelola sampah, terutama karena sebagian besar sistem pengelolaannya masih bergantung pada tempat pembuangan akhir (TPA) terbuka. TPA ini menjadi salah satu sumber utama emisi gas rumah kaca, khususnya metana, yang dampaknya terhadap pemanasan global 28 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida. Dalam Seminar Nasional yang digelar oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Islam Indonesia (UII) pada 16 Oktober 2024 di Gedung K.H.A. Wahid Hasyim, Dr. Novrizal Taher selaku Direktur Pengelolaan Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah tersebut Indonesia telah menetapkan Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) untuk menargetkan pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah 70% pada 2025. Namun, data 2023 menunjukkan bahwa pengurangan sampah baru mencapai 13,67%, sedangkan penanganan sampah berada di angka 48,12%, yang masih jauh dari target yang diharapkan.

Salah satu fokus pemerintah untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca adalah melalui komitmen dalam kerangka Paris Agreement. Indonesia telah menyusun Nationally Determined Contributions (NDC), yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,9% hingga 43,2% pada tahun 2030. Dalam upaya ini, pemerintah mendorong penerapan teknologi Waste-to-Energy (WTE) dan sistem daur ulang berkelanjutan sebagai strategi utama. Teknologi WTE yang telah diterapkan di beberapa kota besar, seperti Surabaya dan Solo, mengolah sampah menjadi sumber energi listrik. Diharapkan, langkah ini dapat memperbaiki pengelolaan sampah secara signifikan dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Pengelolaan sampah di Indonesia ke depan akan berfokus pada pendekatan ekonomi sirkular, di mana sampah diubah menjadi sumber energi dan bahan baku industri. Selain teknologi WTE, daur ulang juga diharapkan menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan dalam jangka panjang. Pemerintah juga berupaya memperkuat regulasi terkait pemanfaatan teknologi hijau, terutama dalam mengurangi sampah plastik dari fase produksi hingga pengelolaan akhir. Dengan demikian, langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan memperlambat perubahan iklim.

Selain Dr. Novrizal Taher, panitia juga mengundang Oki Muraza, Ph.D selaku Senior Vice President, Research & Technology Innovation, PT. Pertamina yang diwakili Ismal Gamar. Dalam paparannya Ismal Gamar menyampaikan komitmen Pertamina untuk beralih ke energi yang lebih berkelanjutan dan mencapai net zero emission. Pertamina telah menetapkan dua visi utama: optimalisasi bisnis yang sudah ada serta pengembangan bisnis rendah karbon. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan gas untuk industri petrokimia dan pengembangan ekosistem biofuel. Pertamina bekerja sama dengan Universitas Mulawarman untuk memanfaatkan tanaman lokal, seperti sorgum dan singkong, dalam produksi bioetanol, dengan kemurnian mencapai 99,7%. Kolaborasi teknologi ini juga melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk mendukung proses pemurnian bioetanol, yang diuji pada kendaraan dengan campuran bioetanol 20% hingga 100%.

Selain itu, Pertamina juga mengeksplorasi sumber energi terbarukan dari minyak nabati tanaman seperti nyamplung dan kepuh untuk bahan bakar terbarukan. Pertamina terus mengembangkan energi alternatif lainnya, seperti tenaga angin, matahari, dan panas bumi. Transformasi digital juga diterapkan untuk memantau dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, sejalan dengan komitmen mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Dengan berbagai inovasi teknologi dan kolaborasi dengan perguruan tinggi serta lembaga riset, Pertamina berharap program bioenergi ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat, terutama petani lokal yang terlibat dalam pengembangan bioenergi tersebut. Pertamina optimis, langkah-langkah ini akan menciptakan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Direktur DPPM UII, Ir. Eko Siswoyo, ST., M.Sc.Es., Ph.D mewakili Rektor UII usai penyampaian laporan dari ketua panitia penyelenggara yang juga Kepala Pusat Penelitian UII, Prof. Dr.rer.soc. Masduki, S.Ag., M.Si. tersebut diakhir dengan sesi tanya jawab dan presentasi makalah dari peserta seminar.

Keduanya pun berharap agar ajang seminar yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun tidak hanya dimanfaatkan untuk berbagi ilmu semata namun juga untuk membangun jejaring atau berkolaborasi. (Wid)

Foto:

Suasanaa tanya jawab dalam Seminar Nasional “Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan untuk Lingkungan Berkelanjutan” (Foto: Widodo)

Suasana saat Masduki menyampaikan materi: Cerdas Menulis Opini di Media, di ruang Adinata KBRI Singapura, Ahad 12 Mei 2024

(Singapura, 12 Mei) Universitas Islam Indonesia (UII), sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia, menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan jejaring internasional serta memberikan pelayanan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi warga negara Indonesia melalui layanan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.

Dalam upaya memperkuat kiprah di kancah internasional tersebut, UII telah menginisiasi program pengabdian masyarakat bagi diaspora Indonesia di Singapura dengan menggandeng Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Singapura. Skema program diwujudkan dalam serangkaian kegiatan, seperti diskusi terbatas dengan pihak Atdikbud KBRI Singapura, diskusi dengan berbagai komunitas diaspora Indonesia, penyelenggaraan workshop creative non-fiction writing  maupun studi lapangan ke komunitas diaspora Indonesia di Singapura. Diaspora Indonesia di Singapura sendiri saat ini jumlahnya sudah lebih dari 250.000 orang dengan beragam latar belakang profesi dan aktif dalam membangun bangsa sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D, selaku Direktur DPPM UII dalam sambutannya menyampaikan bahwa secara garis besar kerjasama tersebut bertujuan untuk menjalin kolaborasi akademik antara UII dengan diaspora Indonesia serta universitas dan komunitas akademik di Singapura. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk menyusun program jangka pendek dan panjang dalam pendampingan Warga Negara Indonesia (WNI) di Singapura, maupun meningkatkan kemampuan komunikasi publik WNI diaspora Indonesia  dalam pengembangan keterampilan hidup yang bisa diintervensi oleh UII. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan adalah menyelenggarakan kegiatan workshop creative non-fiction writing yang dipandu oleh Prof. Dr.rer.soc. Masduki, S.Ag., M.Si.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut berbagai komunitas seperti Persatuan Pelajar Indonesia Singapura, Komunitas Muslim Indonesia Singapura, Persatuan Pelajar Universitas Terbuka Indonesia Singapura, Komisioner Pemberdayaan dan Kesetaraan Perempuan Indonesia, Komisioner Pekerja Migran Indonesia, dan Persatuan Sekolah Indonesia Singapura.

I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa (Atdikbud KBRI Singapura), menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada UII atas inisiasi program kerjasama tersebut. Beliau berharap agar kegiatan dapat berkelanjutan mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh Atdikbud KBRI dalam membina berbagai komunitas diaspora Indonesia di Singapura.

Keseluruhan kegiatan mendapat tanggapan positif dari para peserta, dan rencananya akan ditindaklanjuti dengan pembuatan Memorandum of Agreement (MOA) kerjasama, pembentukan kelompok kerja, dan pelatihan menulis di media secara online maupun offline.

Dalam rangka mendukung dan meningkatkan kinerja Lembaga Penelitiannya, Universitas (Swadaya) Gunung Jati (UGJ) Cirebon secara khusus mengirimkan delegasinya untuk silaturrahmi sekaligus studi banding ke Direktorat Penelitian dan Masyarakat (DPPM) Universitas Islan Idonesia (UII!), Kamis, & Maret 2024. Delegasi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Hj. Ida Rosnidah, S.E., M.M., Ak., CA., CRME., CIRR selaku Kepala Lembaga Penelitian UGJ diterima hangat oleh Direktur DPPM UII, Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D beserta jajaran staf DPPM UII.

Pada kesempatan tersebut Eko Siswoyo berkesempatan menyampaikan selayang pandang mengenai kegiatan pengabdian Masyarakat yang dilakukan melalui skema KKN maupun skema regular.

Selebihnya beliau banyak menyampaikan tentang skema pendanaan penelitian melalui hibah penelitian yang diselenggarakan oleh DPPM UII dan juga indeksasi Jurnal yang sudah dilakukan oleh DPPM UII. “Untuk indek scopus di awal-awal kita memang membutuhkan modal untuk memberi insentif para penulis (khususnya yang penulis dari luar negeri). Nah nanti kalau jurnal kita sudah terindeks scopus, maka dengan sendirinya mereka akan berusaha mengirimkan/memasukan tulisannya ke jurnal kita. Jadi untuk dapat ikan besar, kita harus modal dengan mengeluarkan umpan besar”, tuturnya.

Terkait indeksasi SINTA 2 menurut Eko Siswoyo bisa diupayakan dengan menerima materi jurnal berbahasa Inggris. Selain itu bisa ditambah dengan menjalin kerjasama dalam pengelolaan jurnal dengan semangat “Maju bersama”. Pada akhirnya Eko Siswoyo juga berharap agar ke depan bisa tercipta kolaborasi penelitian dan atau pengelolaan jurnal dengan UGJ.

Sebelum meninggalkan DPPM, rombongan berkesempatan untuk melihat luaran KKN UII yang menurut mereka sangat menarik.

Widodo

Kern Cesarean Ahnaf dengan Modul Inovasi GEULIS V2 ciptaannya (Foto: Widodo)

KOTAGEDE (UII News). Sebuah inovasi sederhana untuk membantu meminimalkan potensi kegawatdaruratan ataupun mengirimkan notifikasi emergency lansia (terutama lansia yang tinggal sendiri) kepada anggota keluarganya (yang mungkin bertempat tinggal terpisah atau agak jauh) berhasil diciptakan oleh salah satu Mahasiswa Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII), Kern Cesarean Ahnaf saat mengikuti kegiatan KKN UII Tematik Program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) dimana pelaksanaan kegiatannya bekerjasama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, 7 Rajab-9 Sya’ban 1445 H/19 Januari – 19 Februari 2024.

Kern Cesarean Ahnaf atau akrab disapa Kern tergabung di unit 1 untuk KKN LLT wilayah RK. Gedongan, Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede. Ide pembuatan alat bantu berbasis IoT (Internet of Things) dalam bentuk gelang tersebut berawal dari hasil observasi Kern di awal kegiatan KKN LLT dimana dari 177 lansia di RK Gedongan (Purbayan) terdapat 12 lansia yang tinggal sendiri tanpa ada pendampingan dari pihak keluarga.

Kondisi tersebut menurutnya berpotensi menimbulkan permasalahan serius akan kegawatdaruratan pada lansia yang tidak diketahui oleh siapapun.

“Berangkat dari permasalahan tersebut, penggunaan IoT merupakan suatu solusi yang menjanjikan. Nantinya setiap lansia akan dibekali dengan perangkat IoT berbentuk gelang yang apabila teraktifkan (baca: ditekan tombolnya) akan mengirimkan notifikasi kegawatdaruratan melalui WhatsApp (WA)”, tuturnya.

Selain notifikasi, menurut Kern masih ada beberapa fitur yang bisa ditambahkan pada gelang GEULIS tersebut, seperti deteksi lokasi, deteksi jatuh, kartu SIM, aplikasi khusus ataupun perancangan BOT khusus untuk gelang GEULIS.

Meski masih sederhana, Kern berharap agar inovasinya bisa lebih disempurnakan dan juga diproduksi secara masal untuk membantu para lansia yang tinggal sendiri di seluruh Indonesia.

Widodo

Suasana ekspo kegiatan Gebyar Lansia di Kelurahan Gedongkiwo (kiri) dan ekspo Gebyar Lansia  di Kelurahan Purbayan (kanan). (Foto: Widodo)

KOTA JOGJA (UII News). Gebyar Lansia menjadi puncak acara penarikan kegiatan KKN Tematik Universitas Islam Indonesia program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) di Kota Yogyakarta, khususnya kelurahan Purbayan dan Gedongkiwo. Untuk Gebyar Lansia di Kelurahan Purbayan, kegiatan dilaksanakan di Gedung Olah Raga Purbayan, 9 Sya’ban 1445 H/19 Februari 2024 dan dihadiri oleh staf/tenaga ahli lansia dari Bappeda Kota Yogyakarta, Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Lurah Purbayan, Ketua Komisi Lansia Purbayan dan Kepala Pusat KKN UII beserta Dosen Pembimbing Lapangan KKN UII di Purbayan.

Rahmanto, S.Fil., M.A. selaku staf ahli lansia Bappeda Kota Yogyakarta dalam sambutannya selain merasa bahagia atas kepedulian mahasiswa KKN terhadap para lansia, juga berharap agar program tersebut bisa terus berkelanjutan. Sementara Komaru Ma’arif selaku Mantri Pamong Praja kemantren Kotagede dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan adanya beberapa pendampingan lain yang juga dilakukan secara berkelanjutan oleh mahasiswa KKN perguruan tinggi lain, seperti pendampingan pemeliharaan benda atau bangunan cagar budaya maupun pendampingan potensi wisata di Purbayan. Menurut beliau semua merupakan bagian dari program Gandeng Gendong Kota Yogyakarta dimana salah satu unsur yang dilibatkan adalah pihak kampus atau perguruan tinggi.

Kegiatan Gebyar Lansia di Purbayan tersebut ditutup dengan ekspo produk luaran KKN, seperti modul Hukum Waris dan Wasiat, Modul Pencegahan Dekobitus, Modul Post Power Syndrome, Modul Komunikasi Efektif dengan Lansia, Modul Edukasi Hipertensi dan Stroke, Modul Pengobatan Lansia, Modul Bahan Kimia Rumah Tangga, Modul Peduli Kesehatan dan Gizi Lansia, Modul Analisis Rumah Ramah Lansia, Modul Aktivitas Fisik & Sosial Lansia, Modul Analisis LLT Purbayan, Buku Panduan Ibadah Lansia, Modul Pengembangan Gelang Emergency untuk lansia yang hidup sendiri, hiangga pengundian aneka doorprize.

Sementara Gebyar Lansia Kelurahan Gedongkiwo baru dilaksanakan pada 16 Sya’ban 1445/26 Februari 2024 di Joglo Bale Witana Gedongkiwo dengan dihadiri oleh Lurah Gedongkiwo, ketua Komisia Lansia Gedongkiwo, perwakilan dari DPPM UII serta Dosen Pembimbing Lapangan KKN UII di Gedongkiwo.

Rina Budi Prastiwi, S.IP., M.Si. selaku Lurah Gedongkiwo dalam kesempatan selain berharap akan adanya keberlanjutan program, juga berharap agar apa yang sudah dilakukan oleh mahasiswa KKN UII bisa menjadi dasar dalam penguatan kepengurusan komisi LLT, pengembangan program LLT maupun pemberdayaan perekonomian melalui skema LLT tersebut. Tak lupa beliau juga meminta bantuan mahasiswa KKN UII untuk lebih mempromosikan aplikasi GoLanTang (Go Lansia Tangguh) BKKBN.

Sedikit berbeda dengan ekspo di Kelurahan Purbayan yang lebih banyak menampilkan modul, untuk ekspo di Kelurahan Gedongkiwo justeru lebih banyak menampilkan luaran berupa produk, seperti peyek, jamu, minuman, cemilan, produk telur asin, burger tempe, sabun eco enzyme, dan masih banyak lagi.

Widodo

Suasana “Gegunung Bersholawat” bersama Gus Sulistiyono (Foto: Widodo/Istimewa)

KULONPROGO (UII News). Merawat Persatuan, Menyambut Bulan Suci Ramadhan. Demikian tema kegiatan “Gegunung Bersholawat” yang menghadirkan Gus Sulistiyono di Dusun Gegunung, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, Sabtu, 7 Sya’ban 1445 H/17 Februari 2024. Selain merupakan salah satu Program Dakwah Islamiyah KKN UII Unit 23, kegiatan yang diselenggarakan dengan melibatkan organisasi Karang Taruna setempat tersebut juga diselenggarakan dalam rangka pamitan Mahasiswa KKN UII Periode 68 yang secara resmi ditarik pada 9 Sya’ban 1445 H/19 Februari 2024.

Kepala Dukuh/Dusun Gegunung, Rafiq Anggayu Muchti, S.Kom dalam sambutan singkatnya berterima kasih atas penyelenggaraan kegiatan tersebut sembari mendoakan agar para mahasiswa KKN UII 68 diberi kemudahan dalam melanjutkan aktivitas studi sepulang dari kegiatan KKN di dusun tersebut. Sedangkan Suhardi selaku Kepala Desa Sendangsari juga menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan tersebut dimana beliau memaknai kegiatan tersebut sebagai pendampingan Mahasiswa KKN UII dalam bidang spiritual/religius. Beliau juga berpesan agar jamaah bisa menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan kelak secara maksimal.

Sementara Gus Sulis dalam tausiyah singkatnya mengingatkan kepada jamaah untuk senantiasa mengingat perjuangan kedua orangtua dalam bentuk “bakti” yang dimaknai juga dengan mengikuti/meniru langkah atau perbuatan baik orangtua serta mendoakannya tanpa harus menunggu mereka meninggal.

Kepada reporter UII News Lambang Aji Setiawan, ST selaku Dosen Pembimbing Lapangan mengaku terkejut dengan antusiasme warga yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Ora nyongko sek teko ewon mas. Padahal perkiraane sing teko ming sekitar 200-an wong. Ngantek mrinding aku (terjemah: tidak menyangka yang hadir ribuan mas. Padahal perkiraan semula yang hadir hanya sekitar 200-an orang. Sampai merinding saya)”, ungkap Lambang Aji Setiawan saat ditemui terpisah pada sebuah acara di daerah Gedongkiwo, Yogyakarta, 16 Sya’ban 1445 H/26 Februari 2024. Kegiatan sholawat juga dimeriahkan oleh group hadroh Joko Tingkir.

Pemakaian jas almamater kepada perwakilan peserta KKN Putra dan Putri oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Prof. Jaka Nugraha, Dr., S.Si., M.Si (Foto: Widodo)

KALIURANG (UII News). “KKN merupakan salah satu ujung tombak peran UII kepada masyarakat secara langsung. Kita akan sering berdiskusi dengan Masyarakat. Kita mulai berusaha mendengar apa yang disampaikan oleh Masyarakat. Peribahasa Jawa mengatakan Deso mowo coro, yang artinya setiap desa/daerah/lokasi memiliki adat budaya yang sudah berlaku secara umum dan turun menurun. Jangan dilanggar. Karena jika dilanggar akan berpotensi menimbulkan komunikasi yang tidak baik selama KKN. Pelajari, amati dan perhatikan budaya yang ada di masyarakat tersebut.. Semoga itu menjadi bekal selama menjalankan KKN. Hati-hati. Jaga diri. Jaga kelompok dan juga jaga nama baik UII.”,

Demikian kiranya beberapa pesan penting yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Jaka Nugaraha, Dr., S.Si., M.Si., saat memberikan sambutan pada Pelepasan Mahasiswa KKN UII Periode 68 Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 di auditorium Prof. Abdul Kahar Muzakir pada Kamis, 6 Rajab 1445 H/18 Januari 2024.

Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Islam Indinesia (UII), Eko Siswoyo, ST., M.Sc.ES., Ph.D. dalam laporannya menyampaikan bahwa untuk KKN UII periode 68 ini ada 998 peserta yang tersebar dalam 119 Unit dengan sebaran 16 Unit untuk mendukung program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) Pemerintah Kota Yogyakarta, 5 unit untuk membantu pengembangan dan atau internasionalisasi Desa Wisata Kebonagung (Imogiri, Bantul), 7 Unit membantu pengembangan desa wisata Sendangsari (Kulonprogo), 2 unit untuk memfasilitasi peserta dengan hambatan khusus, dan 89 unit lain tersebut di berbagai wilayah seperti Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulonprogo dan juga Kabupaten Magelang.

Pelepasan juga ditandai dengan pengenaan atau pemakaian jas almamater UII kepada salah satu perwakilan peserta putra dan satu perwakilan peserta putri yang dilakukan oleh Prof. Jaka Nugaraha, Dr., S.Si., M.Si. disaksikan Direktur DPPM UII (Eko Siswoyo, ST., M.Sc.ES., Ph.D) dan juga Kepala Pusat Layanan KKN UII (dr. Edi Fitriyanto, M.GIZI).

Kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa bersama yang dibacakan oleh Drs. Aden Wijdan SZ., M.Si.

Widodo