Workshop dan Klinik Jurnal Internasional 2025: Strategi Publikasi di Jurnal Bereputasi
Dalam upaya meningkatkan kualitas publikasi ilmiah dosen dan peneliti, Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Workshop dan Klinik Jurnal Internasional 2025 pada Kamis, 15 Mei 2025 di Ruang Sidang DPPM UII. Acara ini menghadirkan dua pakar ternama di bidang publikasi ilmiah, Dr. Indri Dwi Aprilliyanti dari UGM dan Ganjar Fadillah, Ph.D., salah satu Editor in Chief Indonesian Journal of Chemical Analysis (IJCA) sekaligus ilmuwan top 2% dunia versi Stanford University.
Pentingnya Kesabaran dan “Jalan Langit” dalam Publikasi Ilmiah
Acara dibuka oleh Prof. Ir. Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D., IPU, mewakili Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Prof. Eko menekankan bahwa menulis jurnal internasional bereputasi membutuhkan kesabaran tinggi. “Artikel ditolak itu hal biasa. Selain kerja keras, ada faktor lucky yang perlu kita usahakan, termasuk dengan berdoa sebagai ‘jalan langit’,” ujarnya.
Moderator workshop, Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., memandu diskusi yang berfokus pada strategi penulisan jurnal internasional, mulai dari kualitas data, metodologi, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
Hindari Topik Terlalu Luas dan Pendekatan Tanpa Arah
Dr. Indri Dwi Aprilliyanti, penulis artikel terindeks Scopus Q1, memaparkan tantangan utama peneliti dalam memulai penelitian. “Banyak yang terjebak pada ide terlalu luas tanpa fokus, sehingga sulit menentukan posisi penelitian dalam literatur yang ada,” jelasnya.
Menurutnya, pendekatan berbasis kasus tanpa topik yang jelas juga berisiko menghasilkan temuan tidak relevan. “Tidak cukup hanya mengidentifikasi fenomena. Anda harus mempersempitnya,” tegas Indri.
Ia membagikan langkah sistematis mengembangkan ide penelitian, termasuk mengenali tren topik terkini dan jenis-jenis kesenjangan penelitian, seperti kesenjangan teoritis, fenomena, pengetahuan, dan empiris.
Alasan Penolakan Naskah dan Tips Menjadi Reviewer
Indri juga membeberkan alasan umum penolakan naskah, antara lain:
- Cakupan terlalu luas atau sempit
- Kontribusi penelitian tidak jelas
- Landasan teori lemah
- Pembahasan terlalu deskriptif
- Klaim kontribusi tidak spesifik
Sebagai praktisi yang sering menjadi reviewer, ia memberikan kiat: “Saat mengevaluasi naskah, tanyakan: Apa poin paling menarik? Mengapa naskah ini layak ditolak? Jika harus memotong 40%, bagian mana yang dipertahankan?”
Pilih Topik Menarik dan Manfaatkan AI
Pemateri kedua, Ganjar Fadillah, Ph.D., membahas pentingnya memilih topik yang menarik perhatian pembaca. “Judul dan keyword harus kuat. Gunakan software untuk melacak tren riset terkini,” sarannya.
Ia juga mendemonstrasikan penggunaan perangkat lunak pengolahan data dan analisis kompleks untuk meningkatkan kualitas penelitian. “Kualitas publikasi tidak instan. Butuh proses panjang, termasuk penggunaan AI untuk mempercepat penulisan tanpa mengorbankan orisinalitas,” ujarnya.
Coaching Clinic: Langsung Praktek dengan Ahli
Setelah sesi pemaparan, peserta diajak mengikuti coaching clinic penulisan artikel yang dipandu langsung oleh Ganjar Fadillah, Prof. Masduki, dan Dr. Jaya Addin Linando, S.E., MBA. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk berkonsultasi langsung terkait naskah yang sedang disusun. (Wid.HP)