Gambar 1. DPPM Fasilitasi Workshop Indeksasi Jurnal UII ke SINTA
Keberadaan sebuah jurnal di Perguruan Tinggi sangat penting untuk dapat mempublikasikan karya-karya dosen yang bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan. Memang tidak mudah dalam mengelola jurnal, baik dari segi memperoleh naskah yang berkualitas, maupun keteraturan dalam penerbitan. Di UII sendiri saat ini masih ada sekitar 34 jurnal (dari total 62 jurnal) yang belum terindeks oleh lembaga pemantau dan penilai kualitas jurnal nasional “SINTA” yang digawangi oleh Kemristekdikti. Perlu upaya promosi, sosialisasi dan pengelolaan yang lebih serius agar jurnal dapat memperoleh naskah berkualitas dengan jumlah memadai sehingga dapat terindeks SINTA dengan ending besarnya adalah sitasi yang mampu memberi manfaat pada Masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor UII Bidang Pengembangan Akademik & Riset, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.S., M.Si. dan juga Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, Eko Siswoyo, ST., M.Sc.ES., Ph.D saat memberikan sambutan pada kegiatan Workshop Indeksasi Jurnal UII ke SINTA yang diselenggarakan oleh DPPM UII dengan menghadirkan Yoga Dwi Arianda, ST (Koordinator Kekayaan Intelektual dan Publikasi Ilmiah, Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Dirjend Dikti) dan Prof. Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D (Ka. Prodi S-2 Ilmu Ekonomi UII) sebagai pemateri pada Jumat, 29 September 2023. Kegiatan dimoderatori oleh Yuli Andriansyah, S.E., M.Si. Kegiatan yang diselenggarakan di ruang audiovisual Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan UII) tersebut diikuti oleh tak kurang dari 45 pengelola jurnal di lingkungan UII.
Sementara Yoga Dwi Arianda, ST mengawali paparannya dengan menyajikan data perkembangan publikasi dan sitasi internasional bereputasi, profil publikasi UII pada jurnal terindeks internasional, dan juga perkembangan jurnal terakreditasi di Indonesia. Selebihnya, beliau banyak mengingatkan tentang syarat-syarat mendasar dalam proses pengajuan akreditasi jurnal ilmiah yang harus diperhatikan, seperti syarat administrasi, perubahan persyaratan terbaru, keaktifan password dan akun sebagai editor, unsur dan bobot penilaian, pengelolaan jurnal, kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan saat pengajuan akreditasi jurnal ilmiah, hingga strategi pengelolaan jurnal.
Gambar 2. DPPM Fasilitasi Workshop Indeksasi Jurnal UII ke SINTA
Sedangkan Prof. Jaka Sriyana pada sesi kedua banyak menyampaikan tentang road map pengembangan jurnal ilmiah, mulai dari jurnal ilmiah yang belum terakreditasi, hingga jurnal internasional bereputasi (Scopus/WoS). Inti pengelolaan jurnal untuk menuju reputasi jurnal menurutnya terletak pada manajemen penerbitan dan substansi artikel.
“Manajemen jurnal ilmiah yang baik terdiri dari dua hal, yaitu bagaimana menjalankan tata Kelola editorial sesuai standar penerbitan serta menjaga mutu penyuntingan substansi, gaya dan format”, tuturnya seraya menambahkan bahwa manajemen e-journal mengatur bagaimana perlakuan suatu naskah dari manuskrips diterima sampai diterbitkan, serta mutu penyuntingan gaya dan format yang mencerminkan isi.
Seperti halnya Yoga Dwi Arianda, beliau juga menyampaikan terkait unsur-unsur penilaian akreditasi jurnal ilmiah.
Peserta workshop pun tampak cukup antusias dengan melayangkan banyak pertanyaan kepada para pemateri. (WHP)